Sabtu, 28 Februari 2015

HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN


HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN
A.      PENDAHULUAN
Pendidikan  merupakan suatu proses kegiatan yang disengaja atas input untuk menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan . Sebagai sebuah proses maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Tujuan pokok evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Indikator keefektifan itu dapat dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik . Perubahan tingkah laku yang terjadi itu dibandingkan dengan perubahanan tingkah laku yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan isi program pembelajaran. Oleh karena itu,  instrumen evaluasi harus dikembangkan bertitik tolak kepada tujuan dan isi program, sehingga bentuk dan format tes yang dikembangkan sesuai dengan tujuan dan karakteristik bahan ajar serta proporsinya sesuai  dengan keluasan dan kedalaman  materi pelajaran yang diberikan. Hasil evaluasi harus dianalisis dan ditafsirkan secara hati-hati sehingga informasi yang diperoleh  betul-betul akurat mencerminkan keadaan siswa secara objektif. Informasi yang objektif dapat dijadikan bahan masukan untuk perbaikan proses dan program selanjutnya. 
Evaluasi dalam pembelajaran tidak semata-mata untuk menentukan rating siswa melainkan juga harus dijadikan sebagai teknik atau cara pendidikan. Sebagai teknik atau alat pendidikan  evaluasi pembelajaran harus dikembangakan secara terencana dan terintegratif dalam program pembelajaran, dilakukan secara kontinue, mengandung unsur paedagogis, dan dapat lebih mendorong siswa aktif belajar.
B.     PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek penting dari definisi diatas. Pertama, evaluasi menunjukan pada proses yang sistematik. Kedua, evaluasi mengasumsikan bahwa tujuan instruksional ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung.
 Selain itu, evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan.
Ralph Tyler ( dalam Suharsimi Arikunto, 2012) menyatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana , dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.
Grondlund dan Linn (1990) mengatakan bahwa evaluasi pembelajaran adalah suatu proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai
bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.
  Untuk memperoleh informasi yang tepat dalam kegiatan evaluasi dilakukan melalui kegiatan pengukuran. Pengukuran merupakan suatu proses pemberian skor atau angka-angka  terhadap suatu keadaan atau gejala berdasarkan atura-aturan tertentu. Dengan demikian terdapat kaitan yang erat antara pengukuran (measurment) dan evaluasi (evaluation) kegiatan pengukuran merupakan dasar dalam kegiatan evaluasi.
Antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian terdapat hubungan yang erat yang tidak dapat dipisahkan. Norman E. Gronlund (1976: 6) melukiskan hubungan ketiganya sebagai berikut:
1.     Evaluasi adalah deskripsi kuantitatif siswa (measurement, pengukuran) yang ditetapkan     dengan penentuan nilai.
2.     Evaluasi adalah deskripsi kualitatis siswa (judjement, pertimbangan, penilaian) yang ditetapkan dengan penentuan nilai.
                 Wand and Brown (dalam Zainal Arifin, 1991). Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri (atribute) tentang suatu objek, orang atau peristiwa”. Dengan demikian, evaluasi dan penilaian berkenaan dengan kualitas daripada sesuatu, sedangkan pengukuran berkenaan dengan kuantitas (yang menunjukkan angka-angka) daripada sesuatu. Oleh karena itu, dalam proses pengukuran diperlukan alat ukur yang standar, baik dalam tes maupun nontes.
Dengan demikian, evaluasi dapat ditentukan dengan melalui pengukuran dan bisa pula tanpa melalui pengukuran

C.      KEDUDUKAN, FUNGSI, EVALUASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN
a.      Kedudukan Evaluasi dalam Proses Pembelajaran
Tiga komponen utama yang menentukan terselenggaranya proses pembelajaran adalah tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Ketiga komponen tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat dan memiliki hubungan timbal balik dalam mendukung terselenggaranya proses pembelajaran sehingga dapat membimbing siswa mengarahkan kegiatannya mencapai kompetensi yang telah dirumuskan.
b.      Fungsi Evaluasi
          i.          Fungsi selektif
Kegiatan evaluasi merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengadakan seleksi yang bertujuan untuk:
a.         Memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
b.         Memilih siswa yang dapat menerima beasiswa
c.         Memilih siswa yang dapat naik ke kelas berikutnya
        ii.          Fungsi diagnostik
Kegiatan evaluasi merupakan cara yang dilakukan untuk mendiagnosa siswa tentang kelebihan dan kekurangannya. Dengan dasar tersebut guru akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya.
      iii.          Fungsi penempatan
Penempatan siswa dalam kelompok sesuai bakat dan kemampuannya harus didasarkan atas hasil evaluasi. Dengan alat dan tenik evaluasi yang tepat maka dapat penempatan siswa juga tepat.
      iv.          Fungsi pengukur keberhasilan.
Keberhasilan suatu program ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu guru, kurikulum, sarana prasarana, pendekatan/ metode pembelajaran, dll. Untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan harus dilakukan evaluasi.
D.  MAKNA EVALUASI
a.  Bagi siswa
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Setelah dilakukan evaluasi bagi siswa dapat memperoleh kesan memuaskan atau tidak memuaskan. Jika siswa memperoleh hasil yang memuaskan, maka siswa akan mempunyai motivasi untuk belajar lebih baik agar dapat mempertahankan prestasinya. Namun dapat juga terjadi sebaliknya, karena siswa sudah merasa berhasil maka menjadi kurang bersemangat untuk berusaha. Jika  hasil yang diperoleh tidak memuaskan, maka dapat menjadi pemicu semangat untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Namun demikian bisa juga terjadi sebaliknya, siswa menjadi putus asa karena hasil yang tidak memuaskan.
b. Bagi guru
Dalam proses pembelajaran kegiatan evaluasi dilakukan juga bermakna bagi guru dalam rangka memahami siswa untuk mengetahui tentang keberhasilan siswa, ketepatan materi serta ketepatan pendekatan/ metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran.
c.  Bagi sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara kegitan proses pembelajaran juga perlu mengetahui tentang ketepatan kondisi pembelajaran maupun ketepatan kurikulum yang digunakan. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan evaluasi. Hasil kegiatan evaluasi dari tahun ke tahun bagi sekolah juga dapat menjadi pedoman untuk pemenuhan standar agar proses penyelenggaran pembelajaran di sekolah dapat memenuhi prasyarat yang mendukung tercapainya kompetensi yang telah ditetapkan.
E.  KOMPONEN YANG PERLU DIEVALUASI
a.         Input (siswa)
Siswa adalah subjek yang mengikuti proses pembelajaran. Setiap siswa mempunyai bakat intelektual, emosional, sosial yang berbeda. Ketercapaian hasil proses pembelajaran dipengaruhi oleh karakteristik dan kemampuan dari masing-masing siswa secara individu.
b.        Guru
Guru merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran. Terciptanya suasana kelas yang kondusif dalam proses  pembelajaran ditentukan oleh guru. Keberhasilan proses pembelajaran juga ditentukan oleh guru. Kemampuan guru dalam hal penguasaan materi maupun pengembangan model pembelajaran ikut berperan pada tercapainya tujuan pembelajaran.
c.         Materi & kurikulum
Kurikulum merupakan sarana pendukung proses pembelajaran ke arah tercapainya tujuan pembelajaran. Meskipun penyusunan dan pengembangan kurikulum sekolah sudah dilakukan secara cermat dan melibatkan banyak pihak, namun demikian  di lapangan masih dijumpai kelemahan dan hambatan. Guru perlu dibekali kemampuan untuk melakukan evaluasi program, termasuk mengevaluasi materi kurikulum. Sasaran yang perlu dievaluasi dari komponen kurikulum adalah kejelasan pedoman untuk dipahami, kejelasan materi yang tercantum dalam silabus, urutan penyajian materi, kesesuaian antara sumber yang disarankan dengan materi kurikulum dan sebagainya.
d.        Sarana
Sarana pembelajaran dapat meliputi alat dan media pembelajaran. Sebelum guru memulai proses pembelajaran, bahkan pada waktu menyusun rencana pembelajaran, guru telah mengidentifikasi alat dan media pembelajaran yang  dapat mendukung terselenggaranya proses pembelajaran secara optimal. Ketidak tepatan pemilihan alat dan media pembelajaran dapat menyebabkan kurang berhasilnya tujuan pembelajaran. Secara bertahap selama berlangsungnya proses pembelajaran guru harus melakukan evaluasi tentang ketepatan pemilihan alat dan media pembelajaran.
Selain guru, siswa juga dapat dijadikan titik tolak dalam menentukan apakah sarana yang digunakan dalam proses pembelajaran sudah tepat atau belum. Mungkin saja pada waktu menentukan alat pelajaran guru berpikir bahwa pilihannya sudah tepat, tetapi ternyata dalam praktek pelaksanaan pengajaran, alat tersebut ternyata kurang atau sama sekali tidak tepat.
e.         Lingkungan
Lingkungan dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi lingkungan phisik dan lingkungan non phisik. Lingkungan phisik dapat berupa manusia, media pembelajaran maupun sarana prasarana lain yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Sedangkan lingkungan non phisik dapat berupa kondisi atau suasana yang ada di dalam kelas maupun di luar kelas, yang ikut berpengaruh terhadap hasil pembelajaran. Ketepatan lingkungan yang tercipta dalam proses pembelajaran ikut menentukan keberhasilan tercapainya tujuan pembelajaran.
F.  PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Dalam melakukan evaluasi sebaiknya mempertimbangkan beberapa prinsip berikut:
  1. Prinsip integralitas.
Prinsip ini dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran merupakan proses yang terintegrasi. Melalui proses tersebut diharapkan sejumlah kemampuan akan tertanam di dalam pribadi siswa. Kemampuan-kemampuan yang dimaksud meliputi penanaman konsep-konsep intelektual, pembentukan keterampilan, penanaman sikap dan nilai, pengembangan proses berpikir kritis, dan penyesuaian fisik, emosional dan sosial.
  1. Prinsip kontinuitas.
Proses pembelajaran merupakan proses yang kontinyu, yaitu berlangsung terus menerus hingga pada akhirnya akan mencapai kompetensi yang diharapkan. Setiap tahapan proses bukan merupakan proses yang berdiri sendiri, namun saling ada keterkaitan antara satu tahapan proses dengan tahapan proses yang lain. Melalui kegiatan evaluasi secara bertahap diharapkan akan dapat diketahui tahapan ketercapaian setiap kompetensi. Dengan demikian evaluasi dilakukan sebagai sarana untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan pengalaman belajar.
  1. Prinsip objektivitas
Hasil evaluasi yang terkumpul harus dapat ditafsirkan secara jelas dan tegas. Perkembangan kompentensi sebagai hasil belajar seseorang dapat diketahui dengan cara membandingkan dengan kompetensi sebelumnya. Dengan demikian perkembangan kompetensi siswa secara nyata dapat diketahui. Untuk mengintepretasi hasil akhir  dapat diteliti hubungan antara rentetan skor yang diperoleh selama berlangsungnya proses evaluasi serta mmberikan makna dari setiap skor yang diperoleh. Rentetan skor yang diperoleh siswa dalam kegiatan evaluasi tidak dapat begitu saja dirata-rata.
G. Tujuan Evaluasi Pembelajaran.
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai, evaluasi pembelajaran dapat berupa:
a.         Evaluasi formatif.
Evaluasi formatif dapat dilakukan pada setiap tahapan program pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat dilakukan pada setiap akhir  kompetensi dasar.  Tujuan evaluasi formatif bisa diarahkan untuk siswa dan guru.
Bagi siswa:
1.         Merencanakan dan menetapkan langkah-langkah urutan belajar
2.         Pendalaman dan pemantapan penguasaan materi
3.         Mendiagnosis kesulitan belajar
4.         Sebagai sarana usaha remidi
Bagi guru:
1.         Sarana umpan balik keberhasilan mengelola kegiatan mengajar.
2.         Meramalkan sejauh mana evaluasi sumatif dapat diraih siswa.
3.         Apakah siswa telah memiliki pengetahuan, keterampilan dan kecakapan yang diperlukan untuk mengikuti program belajar selanjutnya
4.         Seberapa jauh perubahan tingkah laku siswa sesuai tujuan yang ditetapkan.
b.         Evaluasi sumatif.
Evaluasi sumatif dilakukan setelah berakhirnya serangkaian program pembelajaran. Kegiatan tersebut dapat dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran yang  bertujuan untuk:
1.         Menentukan nilai setiap siswa
2.         Meramalkan kecakapan siswa untuk menyelesaikan suatu program
3.         Sarana umpan balik bagi siswa
4.         Sarana untuk menilai metode, materi dan kondisi siswa yang berbeda-beda.
c.    Evaluasi diagnostik.
Untuk mengetahui status kecakapan siswa dalam proses pembelajaran, evaluasi diagnostik perlu dilakukan. Dengan kegiatan evaluasi diagnostik diharapkan akan tercapai tujuan:
1.         Menilai seberapa besar seorang siswa telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
2.         Mengelompokkan siswa pada aspek-aspek tertentu.
3.         Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa.
Dalam penyelenggaraan proses pembelajaran evaluasi formatif dan sumatif memiliki hubungan yang erat
DAFTAR PUSTAKA
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung : P.T Remaja Rosdakarya, 1990), pp.8-9
Norman E. Gronlund, Measurement and Evaluation in Teaching, Fifth Edition (New York : McMillan Publising, 1985), p.5.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Suharsimi Arikunto. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukardi. (2009). Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar